Selasa, 29 Mei 2012

bahasa wolio

Pendahuluan
Bahasa Wolio (BW) merupakan salah satu bahasa daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara yang cukup potensial pada Zaman kerajaan/kesultanan Buton dan sampai saat ini bahasa Wolio masih menjadi alat komunikasi bagi masyarakat pemakainya di Kabupaten Buton. Di samping itu, bahasa Wolio merupakan pendukung kebudayaan daerah yang memiliki sejarah dan tradisi yang cukup tua dan tetap dipelihara oleh masyarakat pemiliknya.
Kajian tentang bahasa Wolio secara umum sudah banyak dilakukan. Van den Berg (1931) seorang pakar lingistik dari Belanda telah mengadakan penelitian. Dilanjutkan Anceaux sehingga menghasilkan disertasi yang berjudul “The Wolio Language” dan “Wolio Dictionary”. Husain Abbas, dkk. (1980/1981) mengadakan penelitian dengan judul “Struktur Bahasa Wolio”. Ambo Gane, dkk. (1986) “Morfologi Kata Kerja Bahasa Wolio”. La Ode Kamaludin (1996) “Sistem Reduplikasi Bahasa Wolio”.
Dari sejumlah penelitian di atas dapat dilihat bahwa belum ada yang mengkaji masalah Teori Transformasi Generatif. Berdasarkan faktor-faktor di atas, penulis tertarik untuk membicarakan tentang infiks BW seperti yang tercermin dalam judul tulisan ini.
Secara khusus kajian ini akan membahas tentang variasi perubahan bentuk infiks dalam BW secara transformasi generatif. Secara khusus pula kajian ini bertujuan untuk menganalisis variasi perubahan infiks dalam BW secara transformasi generatif.
Kerangka Teori
Penulisan ini secara umum menggunakan teori morfologi generatif dan fonologi generatif. Kedua teori ini sampai saat ini belum pernah digunakan pada kajian bahasa Wolio. Teori morfologi generatif memilki perangkat kaidah untuk membentuk kata-kata baru dengan kaidah transformasi. Tata bahasa transformasi berbicara dalam dua terminologi yaitu struktur dalam (deep Structure) dan struktur luar (surface structure). Oleh karena itu semua bahasa dilihat dari struktur dalamnya sama yaitu menunjukkan atau melambangkan tingkat pikiran. Perbedaannya terletak pada struktur luar yaitu tulisan atau ujaran yang sesungguhnya.
Teori Morfologi Generatif memiliki perangkat kaidah untuk membentuk kata-kata atau kalimat baru dengan kaidah transformasi. Proses pembentukan kata melalui afiksasi dapat dijelaskan berdasarkan fonologi generatif. Teori ini menyatakan bahwa morfem-morfem bergabung untuk membentuk kata,

1 komentar:

  1. halo, apakah saya bisa meminta file mengenai penelitian tentang bahasa Wolio? sebagai bahan acuan?

    BalasHapus